Mainan yuk!!,Lomba Capung Mecahin Balon

Cari Blog Ini

Konsep Ibadah Menurut Syekh Siti Jenar

Senin, 15 November 2010.
Konsep Ibadah Menurut Syekh Siti Jenar

Hidup ini bersifat baru dan dilengkapi dengan panca indra, sedangkan panca indra yang kita miliki merupakan pinjaman dan akan hancur menjadi tanah dan najis apabila sudah diminta oleh pemilikNya. Oleh karena itu tidak bisa dijadikan pedoman pegangan hidup menurut Syekh Siti Jenar. Akal yang berasal dari panca indra dapat menjadi gila, sedih, bingung , lupa, dan seringkali tidak jujur dan akal pula yang mengajak seseoran bersifat dengki demi kebahagian pribadi.
Apa yang dikatakan Syekh Siti Jenar adalah gambaran kebiasaan manusia yang dipengaruhi oleh akal dan budi durjana yang bersumber dari panca indra yang selalu mempengaruhi manusia untuk menjauhi Tuhannya .
Konsep Syekh Siti Jenar tersebut ada kaitannya dengan konsep Iradah para Sufi ( yaitu meninggalkan kebisaan Masyarakat umum ).
Misalnya seseorang yang menempuh jalan Ma’rifat harus bisa meningalakan apa yang menjadi kebiasaan umum itu juga mencakup hukum alam, kebenaran Semu . oleh karena itu seseorang yang menempuh jalan sufi akan berusaha tidak mau dibatasi oleh kekangan panca indranya, jalan yang ditempuh tersebut akan dapat menjadikan dirinya melihat dunia dengan cara berbedah dengan orang awam hal itulah yang menyebabkan Syehk siti jenar dianggap aneh atau nyleneh .

Merasakan kematian sebelum mati

Hokum kebiasaan yang menjerat manusia kebanyakan menganggap bahwa kematian merupakan suatu peristiwa paling ditakuti. Hal ini disebabkan Mental ( Fikiran dan angan angan ) jika kematian tersebut menjemput maka semua yang dicintainya akan berpisa anak istrinya , hartanya , dan semua yang dicintai akan lenyap hal ini diakibatkan karena kecintaan orang awam terhadap dunia .
Tidak begitu dengan orang yang menempuh jalan Sufi yang telah menghilangkan mentalnya dari hokum kebisaan mereka meyakini bahwa kehidupan yang sejati adalah kehidupan sesudah mati

Jadi maksud dari Kematian sebelum kematian adalah “ Kematian Ego, Emosional, nafsu, dan fikiran yang menjerat untuk selamanya, melalui kematian Ego seseorang yang menempuh jalan Sufi maka akan terbukalah Cakrawala terhadap segala hal yang tak kenal batas yaitu keabadian yang hadir dalam Kalbunya itulah pengalaman batin yang bersifat pribadi dan tidak semua orang mampu melepaskan diri dari hukum kebiasaan dan hal tesebut berbeda antara orang orang yang menempuh jalan Ma’rifat

Oleh karena itu Syekh Siti jenar atupun Mansyur al Hallaj kurang bijak untuk membuka pengalaman spiritualnya kepada muridnya atau kepada wali Ma’rifat , karena persepsi yang tidak sama tersebut baik Syekh Siti Jenar maupun Mansyr Al Hallaj menerima konsekwensi dari penguasa pada saat itu yaitu hukuman mati .

Nb. Mansyur Al Hallaj adalah Ulama ma’rifat dari timur tengah yang ajaranya terkenal dengan Al Hulul ( Tuhan mengambil tempat pada diri manusia ), konsep tersebut hampir sama dengan konsep Syekh Siti Jenar yang terkenal Widhatul Wujud atau Maunggaling kawulo Gusti

Comentários:

Posting Komentar

 
Qomar Ca'Em © Copyright 2010 | Design By Gothic Darkness |